"Buku At Tibyan Adab Penghafal Al Qur’an ini merupakan terjemah dari tulisan Imam an-Nawawi yang terkenal di kalangan penuntut ilmu, at-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran, di dalamnya Imam Nawawi menjelaskan panjang lebar bagaimana adab yang harus ditempuh oleh seorang penghafal al-Quran al-Karim.
Buku At Tibyan Adab Penghafal Al Qur’an berisi tentang, keutamaan pembaca dan penghafal al-quran, keutamaan qiraah dan ahlu qiraah, keharusan memuliakan ahlu qur’an dan larangan menyakiti mereka, adab pengajar dan pelajar al-qur’an, adab bagi pengajar al-qur’an, adab orang yang mempelajari al-qur’an, adab para penghafal al-qur’an, adab membaca al-qur’an, dan berbagai hal menarik yang diperlukan bagi para penghafal al Quran.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan, “Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
Demikianlah salah satu keutamaan penghafal al Quran. Derajat seseorang di akherat nanti ditentukan berdasarkan hafalan al Qur’annya. Semakin banyak ayat yang dihafal maka akan semakin tinggi derajatnya. Inilah salah satu keutamaan penghafal al Quran, ia akan menempati derajat tertinggi sesuai dengan hafalannya. Sebagaimana akan disajikan penjelasannya dalam buku At Tibyan Adab Penghafal Al Qur’an ini.
Fitur Utama dan Manfaat :
-Berbasis Al-Qur'an dan Hadis
-Pendidikan Karakter Islami
-Peningkatan Etika dan Moral Islami
-Pengembangan Diri yang Islami
-Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang Adab & Akhlak dalam Islam
Referensi :
Penulis: Imam Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf An-Nawari Penerbit: Al-Qowam
Tebal: 214 halaman Berat: 0,7 kg, Soft Cover Ukuran: 15 cm x 23 cm
Catatan Khusus :
Al Quran adalah kitab yang akan selalu terjaga hingga akhir nanti. Ia adalah mu’jizat sepanjang zaman yang tidak akan ada yang dapat merusaknya. Al Quran telah dihafal ribuan orang di seluruh dunia. Semoga dengan hadirnya buku At Tibyan Adab Penghafal Al Qur’an ini bisa memberikan motivasi dan menambah semangat bagi kita untuk terus menghafal al Qur’an. Sehingga kita dapat memetik hasilnya kelak di akhirat. Amiin.
"Buku Al-Jawabul Kafi ini memaparkan Solusi dalam mengatasi masalah-masalah hati berdasarkan AlQur’an dan Sunnah Nabi. Seperti judulnya yang artinya ‘jawaban yang memuaskan’, buku ini akan memandu kita untuk mengelola hati dengan lebih baik. Kemudian dilengkapi contoh berbagai permasalahan tentang hati dan juga solusi nyata untuk mengobatinya. Buku ini sangatlah cocok menemani hari-hari kita dalam upaya kita untuk selalu memiliki hati yang bersih, tenang dan bahagia.
Dengan membaca buku Al-Jawabul Kafi ini, kita akan dapat menjaga hati kita dari segala gangguan dan kotoran yang merusaknya, baik kotoran syubhat maupun kotoran syahwat. Hati yang sehat tentunya akan menghasilkan kualitas amalan yang baik pula. Sebaliknya, jika hati telah kotor dan rusak, kita tidak akan dapat mengenal dan membedakan mana kebaikan mana keburukan. Dan kita tidak dapat merasakan manisnya ibadah kepada Allah ta’ala. Naudzu billah min dzalik.
Fitur Utama dan Manfaat :
-Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah
-Peningkatan Kualitas Iman
-Pembersihan dari Penyakit-penyakit Hati
-Peningkatan Akhlak dan Perilaku
-Ketenangan dan Kedamaian Batin
-Pembentukan Kepribadian yang Kuat
-Peningkatan Kualitas Ibadah
Spesifikasi :
Penulis : Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Penerbit : Al-Qowam
Isi : 563 Halaman
Ukuran : 15.5 x 23.5 cm
Cover : Hard Cover
Berat : 1100gr
Catatan Khusus :
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Cinta itu bermula dari hati sebagaimana disampaikan dalam buku Al Jawabul Kafi. Apabila kita dapat mengelolanya dengan cara yang benar, tentunya akan mengantarkan kita menuju kebahagiaan hakiki dan abadi. Namun bila yang terjadi adalah sebaliknya, tentu akan menyeret pemiliknya menuju kehancuran.
Ishaq bin Ibrahim pernah bertutur seperti yang dikisahkan dalam buku Al Jawabul Kafi ini, “Ruh orang-orang yang mencintai itu wangi nan lembut. Badan mereka tipis dan ringan. Hiburan mereka adalah persahabatan. Kata-kata mereka menghidupkan hati dan menambah kecerdasan akal. Kalau saja bukan karena cinta, tentu kenikmatan dunia ini tidak akan ada lagi.”
Buku Al-Iqtidha Meniti Shirathal Mustaqim Menyelisihi Ashabul Jahim ini menjelaskan secara panjang lebar tentang persoalan mendasar yang penting untuk dipahami menyangkut larangan “meniru orang-orang kafir” dalam perilaku dan ibadah mereka. Kita pun sering melihat fenomena aneh sebagian muslim yang tidak segan-segan meniru perilaku, bahkan ikut serta dalam perayaan dan ibadah orang-orang kafir. Padahal, umat Islam telah memiliki syariat teragung dan terbaik. yaitu syariat Islam.
Mudah-mudahan kehadiran buku Al-Iqtidha Meniti Shirathal Mustaqim Menyelisihi Ashabul Jahim ini dapat menyedarkan kaum muslimin untuk selalu bangga dan mengikuti agama Islam yang mulia, meninggalkan segala bentuk tasyabuh dengan orang-orang kafir dalam perilaku dan ibadah mereka. Selamat membaca.
“Penulis : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Penerbit : Al-Qowam”
Allah ta’ala mengutus Rasulullah Shalallahu ‘alaihi was Salam dengan agama Islam yang merupakan shirathal mustaqim (jalan yang lurus) sebagaimana dipaparkan di dalam buku Al-Iqtidha Meniti Shirathal Mustaqim Menyelisihi Ashabul Jahim. Allah juga mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk meminta petunjuk setiap hari, berulang-ulang dalam shalat mereka. Allah kemudian menyifatkannya shirathal mustaqim sebagai jalan mereka yang diberi karunia dari kalangan para nabi, shidiqin, syuhada, dan kaum shalihin, bukan jalan mereka yang mendapat murka-Nya yakni kaum Yahudi bukan pula jalan mereka yang tersesat yakni kaum nasrani.
Allah ta’ala dan RasulNya telah memperingatkan kita agar menjauhi jalan hidup mereka seperti yang dituliskan dalam buku Al-Iqtidha Meniti Shirathal Mustaqim Menyelisihi Ashabul Jahim ini. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi was Salam bersabda,
“Sungguh kalian akan meniru orang-orang sebelum kalian hingga sangat mirip semirip satu sisi bulu anak panah dengan sisi lainnya, hingga sekiranya mereka masuk ke lubang dhob ( sejenis biawak) , niscaya kalian akan ikut memasukinya.” Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani?’ Rasulullah menjawab, .Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhari no. 7320).
Dapatkan segera dan sekarang juga buku Al-Iqtidha Meniti Shirathal Mustaqim Menyelisihi Ashabul Jahim di Pusat Buku Sunnah.
Setetes Air Mata Anda Mampu Memadamkan Kobaran Api Neraka
“Setetes air mata yang terjatuh dari pelupuk mata seorang mukmin karena rasa takut kepada Allah lebih baik daripada seluruh dunia seisinya. Sungguh, itu lebih baik baginya daripada beribadah selama satu tahun. Sungguh, merenungkan keagungan dan kekuasaan Allah barang sejenak lebih baik daripada berpuasa dan mendirikan Qiyamul Lail selama enam puluh hari enam puluh malam. Ketahuilah bahwa Allah memiliki sekelompok malaikat yang senantiasa memanggil manusia di siang dan malam hari….” (Abu Nu‘aim)
Saudaraku….
Sempatkanlah dirimu menghadap kiblat barang sejenak, menghadaplah kepada Rabbmu. Cobalah berpaling dari kelalaian dan hawa nafsumu. Gunakanlah sisa usiamu untuk melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Bersabarlah menahan diri dari rayuan syahwat yang fana. Larilah… larilah sejauh-jauhnya dari segala perbuatan haram dan kedurhakaan itu. Sungguh, kesabaran dalam ketaatan di dunia lebih ringan daripada harus bersabar atas pedihnya siksa api neraka.
Air Mata Taubat ini merupakan karya ulama terkemuka, Ibnul Jauzi. Beliau banyak menghasilkan karya ilmiah di berbagai bidang keilmuan. Dalam buku ini terkumpul untaian nasihat yang menggugah sekaligus melembutkan jiwa dan hati seorang hamba. Kitab ini sangat cocok bagi siapa pun yang ingin menjadi sosok pribadi yang istimewa di sisi Rabbnya.
“Sungguh, majelis ilmu dan nasihatnya tidak pernah diragukan dan tidak ada orang yang menjumpai majelis ilmu dan nasihat yang serupa dengan majelis Ibnul Jauzi.” (Ibnu Rajab Al-Hanbali)
“Dalam setiap cabang keilmuan, Ibnul Jauzi selalu mengambil peran strategis. Pada bidang tafsir, beliau terkenal sebagai ulama yang paling ahli. Pada bidang hadits, beliau terkenal sebagai ulama yang bergelar Al-Hafizh. Pada bidang sejarah, beliau tergolong sebagai ulama yang memiliki pengetahuan yang luas. Pada bidang fikih, keahlian beliau juga cukup diperhitungkan. Adapun dalam bidang syair dan sajak, beliau adalah ulama yang memiliki kemampuan yang luar biasa.” (Imam Dzahabi)
Dapatkan sekarang juga buku Air Mata Taubat Nasihat-Nasihat Pelembut Jiwa di Pusat Buku Sunnah.
"Buku Air Mata Pembaca Al Qur’an ini menyibak fenomena “ibadah membaca Al-Qur’an” dari sisi yang unik. Setelah mengingatkan bahaya nifak yang mengancam, sang penulis, Muhammad Syauman Ar-Ramli, menghadirkan potret kehidupan para nabi dan Salafusshalih. Seakan memberikan gambaran ideal tentang bagaimana seharusnya menitikkan air mata dengan jujur, jauh dari noktah kemunafikan ketika membaca dan mentadaburi kitab yang agung ini.
Selain itu, penulis juga memaparkan tafsir ayat-ayat yang membuat mereka menitikkan air mata saat membacanya. Jadi, selain menjadi obat pelunak hati, buku Air Mata Pembaca Al Qur’an ini adalah panduan penting, karena setiap hari kita tak bisa lepas dari aktivitas membaca Al-Qur’an—mulai dari tilawah hingga shalat.
Penulis: Muhammad Syauman Ar-Ramli
Penerbit: Aqwam
Ukuran : 14 x 20.5 cm
Tebal : 192 hlm
“Kebanyakan orang munafik dari umatku adalah Qurra’ (para pembaca Al-Qur’an)-nya.” (HR. Ahmad dan At-Thabrani).
Berdasarkan hadits di atas dipahami bahwa mayoritas orang munafik itu adalah para pembaca Al Qur’an. Hal tersebut mengharuskan kita untuk merenung, mengapa para pembaca Al-Qur’an justru rawan dengan jerat-jerat kemunafikan. Ternyata, banyak orang hanya membaca Al-Qur’an hanya di tenggorokan, tak sampai di hati. Banyak yang tersedu-sedu melantunkan ayat dalam shalat, namun khusyuk tinggal angan-angan belaka. Kita akan temukan pembahasan lebih lanjut dalam buku Air Mata Pembaca Al Qur’an ini.
Mungkin di antara kita sudah banyak yang merutinkan untuk membaca al Qur’an setiap harinya. Bahkan sudah banyak di antara kita yang mempunyai target tertentu dalam membaca al Qur’an. Lima halaman perhari mungkin, atau lebih. Akan tetapi terkadang kita lupa akan tadabbur dari ayat-ayat al Qur’an yang kita baca. Sehingga hilanglah kekhusyukan dan perasaan menyentuh dalam hati. Dan keringlah air mata dan enggan untuk menetes. Dalam buku Air Mata Pembaca Al Qur’an ini akan disajikan bagaimana seseorang itu bisa meneteskan air mata karena al Qur’an. Dan hal itu bukanlah sesuatu yang dibuat-buat melainkan sesuatu yang datang dari kedalaman hati pembacanya. Selamat membaca!
Dapatkan sekarang juga buku Air Mata Pembaca Al Qur’an di Pusat Buku Sunnah.
Wanita adalah mukalaf sebagaimana lelaki. Sehingga wajib bagi wanita
untuk mempelajari perkara-perkara yang diwajibkan baginya, agar dalam
melaksanakan kewajiban tersebut memiliki dasar keyakinan.
Jika ada seorang ayah, saudara, suami, wanita, atau mahram lainnya
yang dapat mengajarkannya amalan fardhu dan memberitahukannya terkait
tata cara melaksanakan kewajiban maka hal itu cukup baginya. jika tidak
ada mahram maka ia pun wajib belajar dan bertanya dari wanita lain yang
dapat memberitahukannya. Akan tetapi, jika tidak ada maka ia boleh
belajar dari seorang syaikh atau orang-orang yang sudah berumur tanpa
berkhalwat. Hendaknya ia membatasi belajarnya sesuai kebutuhannya.
Apabila seorang wanita mendapatkan suatu kejadian berkenaan dengan
agamanya, hendaknya ia menanyakan hal itu tanpa rasa malu; karena Allah
tidak malu mengungkapkan kebenaran.
Tidak Malu Bertanya Terkait Urusan Agama
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Asma radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang haid, Rasulllah lantas bersabda:
“Hendaknya salah seorang dari kalian mengambil air dan daun
bidaranya, lalu ia bersuci dengan membaguskan bersucinya (berwudhu).
Kemudian ia menuangkan air ke atas kepalanya lalu digosoknya dengan
sungguh-sungguh sampai mencapai pangkal-pangkal rambutnya. Setelahnya ia
tuangkan air ke tubuhnya. Lalu ia mengambil kain / kapas yang diberi
misk dan bersuci dengannya.” Asma’ bertanya, “Bagaimana cara ia bersuci
dengannya?” “Subhanallah, engkau bersuci dengannya,” tegas Rasulullah.
Aisyah berkata seakan-akan ia berbisik (berbicara perlahan hingga hanya
didengar oleh orang yang diajak bicara dan tidak didengar yang lainnya),
“Dengan kain tersebut engkau ikuti bekas-bekas darah (mengusap daerah
kemaluan dan sekitarnya yang terkena darah).” (HR. Muslim, no. 748)
Asma’ juga pernah bertanya tentang mandi junub, Rasulullah bersabda, “Ambillah
air dan bersucilah dengannya bersungguh-sungguhlah dalam bersuci.
Kemudian guyurkan air ke atas kepala sambil menyela-nyelanya agar air
meresap ke pangkal rambut. Kemudian guyurkan air ke seluruh tubuh.” (HR. al-Bukhari)
Aisyah pernah berkata, “Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mempelajari urusan agama.” (HR. Muslim)
"Buku 100 Dosa Yang Diremehkan Wanita ini akan membahas secara mendetail tentang dosa-dosa yang sering disepelekan wanita, sehingga sering mereka kerjakan. Tentunya kehadiran buku ini bukan dengan tujuan untuk menncari kesalahan dan berbagai penyimpangan dari kaum wanita, namun harapannya dapat menjadi ‘cermin muhasabah’ yang jernih dalam tujuannya membentuk pribadi muslimah yang sholihah.
Buku 100 Dosa Yang Diremehkan Wanita ini akan menguraikan berbagai penyimpangan kaum wanita dalam masalah aqidah, pelaksanaan ibadah, kehidupan berkeluarga, pakaian dan perhiasan, bencana lisan dan masalah akhlak dalam kehidupan sehari0hari. Karena begitu pentingnya uraian yang ada di dalam buku ini, sehingga buku ini sangat cocok jika dijadikan pegangan bagi wanita yang merindukan kemuliaan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Kemuliaan itu akan diperoleh dengan jalan melekatkan jiwanya dengan ajaran agama dan ‘mengusir’ segerombolan dosa dari kehidupannya. Selamat menyimak.
“Penulis : Abdul Lathif B. Hajis al-Ghomidi
Penerbit : Al Qowam”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Dua jenis penghuni neraka yang belum pernah aku lihat. (1) Sekelompok orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi, dan dia gunakan untuk memukuli banyak orang. (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, jalan berlenggak-lenggok, kepalanya seperti punuk onta, mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan harumnya surga, padahal bau harum surga bisa dicium sejarak perjalanan yang sangat jauh.” (HR. Ahmad 8665 dan Muslim 2128).
Tidak ada satupun manusia yang luput dari dosa, termasuk para wanita sebagaimana dijelaskan dalam buku 100 Dosa Yang Diremehkan Wanita. Terlebih lagi dosa-dosa yang sudah umum dilakukan oleh masyarakat, sehingga mereka tidak malu untuk ikut melakukannya. Bahkan mereka lebih malu jika mengingkari dosa tersebut dan menjadi berbeda dengan banyak orang. Akan tetapi, seorang yang benar-benar beriman sangat takut kepada Allah. Dia akan segera menyesal dan bertaubat apabila melakukan sebuah dosa dan maksiat. Meninggalkan perbuatan haram karena takut kepada Allah Ta’ala, akan membuahkan pahala dan tentunya akan diganti Allah dengan yang lebih baik.
Dapatkan sekarang juga buku 100 Dosa Yang Diremehkan Wanita di Pusat Buku Sunnah.
Diceritakan ketika Nabi Ibrahim ingin dicabut nyawanya oleh malaikat maut, Lantas Nabi Ibrahim bertanya kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, pernah kamu melihat ada kekasih yang mencabut nyawa kekasinya sendiri?”. Mendengar pertanyaan tersebut, lantas Malaikat Maut mengadukannya kepada Allah Ta’ala. Kemudian Allah berfirman menyuruh Malaikat Maut bertanya hal ini kepada Ibrahim: “Apakah kamu pernah melihat seorang kekasih yang tidak suka bertemu dengan kekasihnya?”
Malaikat Maut pun langsung turun dan menyampaikan pesan tersebut. Dan Nabi Ibrahim lalu berkata: “Cabutlah nyawaku saat ini juga”
Begitulah seharusnya sikap seorang muslim dalam memandang takdir Allah. Bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, tidak ada yang perlu ditakutkan dari kematian, karena kematian adalah suatu jembatan yang menghubungkan pertemuan dua kekasih, sebagaimana yang dikatakan Hayyan Al-Aswad.
Lalu, apakah seorang mukmin harus berharap kematian segera menjemputnya? Ternyata Rasulullah justru melarang demikian. Kenapa? Temukan jawabannya dalam buku ini
Buku ini sangat lengkap membahas 3 peristiwa ghaib yang akan dilewati seorang insan ketika meninggal dunia, kematian, alam akhirat dan kiamat.
Dengan berdasarkan dalil Al-Quran dan Sunnah Nabi, penulis membahas lengkap dan tuntas mengenai ketiga misteri tersebut.
Dalam buku ini juga dibahas mengenai siksa kubur, roh, keluarnya nyawa dari tubuh, surga dan neraka dengan segala kenikmatan dan siksaan di dalamnya serta mengenai dahsyatnya keadaan pada hari kiamat.
Tazkiyatun Nafs Penyucian Jiwa dalam Islam HC Ummul Qura
"Buku Tazkiyatun Nafs Penyucian Diri Dalam Islam ini menjelaskan seluk beluk tentang hati, penyakit-penyakitnya, obatnya serta kiata menjaga kesehatan dan kebersihannya. Karena keadaan dan kondisi hati sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan badan dan keselamatannya. Bagaimana caranya agar hati tetap istiqomah di jalan kebenaran hingga berhasil mencapai keridhoan ilahi? Halaman demi halaman buku ini akan menjawab pertanyaan penting tersebut.
Setelah menelaah buku Tazkiyatun Nafs Penyucian Diri Dalam Islam ini, insyaallah kita akan mendapatkan nasehat dan pelajaran yang mendalam terkait manajemen hati untuk meraih kebahagiaan abadi. Kehidupan dan gerak-gerik hati wajib selalu kita amati dan evaluasi karena sifat hati yang begitu cepat berubah dan menjauh dari kebenaran. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Fitur Utama dan Manfaat :
-Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah
-Peningkatan Kualitas Iman
-Pembersihan dari Penyakit-penyakit Hati
-Peningkatan Akhlak dan Perilaku
-Ketenangan dan Kedamaian Batin
-Pembentukan Kepribadian yang Kuat
-Peningkatan Kualitas Ibadah
Spesifikasi :
Tazkiyatun Nafs Penyucian Jiwa dalam Islam
Penulis : Dr. Ahmad Farid
Penerbit : Ummul Qura
Format buku hardcover
Tebal buku 368 halaman
Ukuran buku 17 x
24 cm
Catatan Khusus :
Allah ta’ala berfirman, “Sungguh telah beruntung orang yg mensucikan jiwanya. Dan sungguh telah merugi orang yg mengotori jiwanya.” (QS. Asy-Syams : 9-10).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Diantara pembahasan penting yang disajikan secara menarik dan sederhana dalam buku Tazkiyatun Nafs Penyucian Diri Dalam Islam ini antara lain Mengenal kondisi dan pembagian hati, Tanda-tanda hati yang sehat, Faktor penyakit hati dan racunnya yang berbahaya, Memandang secara berlebihan, Makan berlebihan, Tidur berlebihan, Faktor dan menu penghidup hati, Zikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an, Istighfar, Tamasya Hati, Pendek angan-angan, Bersiap menghadapi kematian, Surga neraka, Olahraga hati, Agar amal tak sia-sia, Keutamaan ilmu dan ulama, Taubat dan masih banyak lagi materi menarik lainnya. Jadilah seorang mukmin yang senantiasa menjaga hatinya dari racun kesyirikan, kemunafikan dan kemaksiatan. Karena hati adalah raja dan anggota badan adalah anak buahnya.
"Buku Sifat Shalat Nabi Ummul Qura ini menjelaskan tata cara shalat dari mulai persiapan sampai selesai, sesuai dengan petunjuk Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-haditsnya. Disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, menambah keistimewaan buku ini. Segera miliki bukunya sehingga kita dapat menjalankan shalat kita sebagaimana Nabi menjalankan shalatnya.
Mudah-mudahan dengan hadirnya buku Sifat Shalat Nabi Ummul Qura dan buku tentang shalat lainnya menjadikan kaum muslimin memahami fikih ibadah sehari-harinya khususnya fikih dan aturan yang berkaitan dengan shalat. Selamat membaca dan mengamalkan.
Penulis : Syaikh Muhammad Al-Utsaimin
Penerbit : Ummul Qura
Judul : Sifat Shalat Nabi
Penerbit : Ummul Qura
Penulis : Syaikh Muhammad Al-Utsaimin
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 291 halaman (HVS)
ISBN : 978-602-7637-52-8
Allah Ta’ala berfirman, “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’: 78-79).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. Jika shalat telah tiba, hendaklah salah seorang di antara kalian melakukan adzan dan yang paling dewasa menjadi imam.”(HR.Bukhari no.6705, Ad Darimi no.1225).
Shalat adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam agama Islam. Diantara ketamaannya adalah sholat merupakan amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah ta’ala. Namun amat disayangkan, masih banyak kekeliruan yang dilakukan sebagian kaum Muslimin dalam tata cara shalatnya. Sebab utamanya adalah kebodohan dan sekedar ikut-ikutan serta tidak mau mempelajari dalil-dalilnya. Oleh karenanya, kita harus mempelajari tatacara shalat yang benar, seperti contohnya dalam buku Sifat Shalat Nabi Ummul Qura ini. Sehingga sholat kita menjadi sah dan bermanfaat di sisi Allah ta’ala. Jangan sampai kita hanya mendapat capek saja dari sholat kita namun tidak mendapatkan pahala.
Dapatkan sekarang juga buku Sifat Shalat Nabi Seakan-akan Anda Menyaksikannya di Pusat Buku Sunnah.
Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah merupakan dua dinasti yang dikenal sebagai penerus pemerintahan Khulafa’ Rasyidin. Selama ratusan tahun kedua khilafah tersebut berhasil melewati beragam tantangan zaman dan menorehkan segudang prestasi. Meski demikian, sunnatullah tetap berlaku: “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” (Surah Ali ‘Imran: 140).
Dari sini, Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah menjadi kajian historis yang menarik untuk dipelajari. Apa saja faktor-faktor yang mendorong kesuksesan maupun kemundurannya perlu diketahui oleh kaum Muslimin. Oleh karenanya, dibutuhkan buku pegangan yang kredibel, lengkap, namun tidak terlalu ‘berat’ untuk dikaji oleh berbagai level penuntut ilmu. Kiranya buku karya Dr. Ali Ash-Shallabi ini memenuhi kriteria tersebut. Penulis yang dikenal otoritatif dengan banyak karya tentang sejarah Islam ini menyajikan banyak info menarik di dalam buku ini, seperti:
– Latar belakang historis Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
– Proses transisi politik dari Khulafa’ Rasyidin ke Daulah Umawiyah kemudian Daulah Abbasiyah.
– Kemajuan dan perkembangan peradaban yang berhasil dicapai pada masa kedua negara tersebut, baik dari sisi ilmiah, politik, ekonomi, maupun militer.
– Deskripsi kejayaan, kemunduran, hingga keruntuhan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
– Keistimewaan Umar bin Abdul Aziz dan era berkuasanya para amir dan gubernur.
– Prestasi negara otonom Daulah Aghalibah di Afrika Utara di bawah Khilafah Abbasiyah.
– Kemunculan dan perkembangan Khawarij, khususnya sekte Ibadhiyah di Afrika Utara.
Topik-topik menarik di atas sayang untuk dilewatkan. Terutama bagi mereka yang ingin mengetahui seluk-beluk umat Islam di bawah kepemimpinan tunggal seorang “imam” dalam institusi khilafah islamiyah.
—
Dr. Ali Ash-Shallabi | Ulama, ahli sejarah, dan analis politik kelahiran Benghazi, Libia (1963). Meraih gelar sarjana dari Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah dengan predikat cum laude (1992/1993). Melanjutkan studi pascasarjana di program Magister Tafsir dan Ulumul Qur’an di Universitas Islam Omdurman, Sudan, dengan tesis berjudul Al-Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al-Karim (1996). Gelar doktor di bidang Dirasat Islamiyah pun berhasil diraih dari almamater yang sama lewat disertasi berjudul Fiqh At-Tamkin fi Al-Qur’an Al-Karim (1999). Tak kurang dari lima puluh karya tulisnya telah diterbitkan dalam bentuk kitab, yang meliputi disiplin ilmu akidah, dakwah, sejarah, biografi, maupun tafsir tematik.
"Buku Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya Edisi Terlengkap ini merupakan karya monumental seorang ulama dan praktisi ruqyah senior dari Mesir, Syaikh Wahid Abdussalam Bali yang membahas permasalahan seputar ruqyah, jin, sihir, dan terapinya. Buku ini merupakan terjemahan dari 2 kitab tentang jin dan sihir, yaitu Wiqayatulinsani minal Jinni wasy Syaithan dan Ash-Sharim Al-Battar. Buku yang lengkap, menyeluruh dan ilmiah ini selayaknya dijadikan rujukan bagi kaum muslimin dalam memahami tentang jin, sihir, ruqyah dan terapinya.
Penulis : Syaikh Wahid Abdussalam Bali
Penerbit : Ummul Qura
Allah ta’ala berfirman, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit penyakit (yang berada) didalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?” Beliau menjawab, ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200).
Sihir dan Perdukunan
Sihir dan perdukunan sudah tersebar di masyarakat dengan dibumbui penamaan yang menarik. Namun, hakikat sihir tetaplah sihir yang sangat diharamkan di dalam agama islam, bahkan termasuk salah satu dosa terbesar. Dalam buku Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya Edisi Terlengkap ini akan dijelaskan definisi dari tukang sihir, macam-macam sihir, hingga ‘ain (pengaruh melalui tatapan mata). Termasuk bagaimana menangkal dan mengobati seseorang yang terkena berbagai sihir tersebut. Dengan izin Allah, semua gangguan sihir dan jin dapat kita hindari.
Mengimani adanya alam ghaib merupakan pokok keimanan seorang muslim. Oleh karena itu, seorang muslim wajib meyakini akan adanya dunia jin. Meski keberadaannya sulit dilihat oleh manusia, tetapi kehadiran dan campur tangannya terasa. Gangguan jin bisa diatasi dengan pebobatan ruqyah. Dalam buku Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya Edisi Terlengkap ini juga, Anda akan menemukan pembahasan terapi ruqyah syar’iyyah untuk menangkal gangguan jin.
Dengan membaca buku Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya Edisi Terlengkap, kita akan memahami hakikat dan seluk beluk sihir sehingga dapat menjauhinya, kita dapat mengimani dan menyikapi makhluq Allah yang bernama Jin, dan kita dapat membedakan ruqyah yang diperbolehkan dengan ruqyah yang dilarang dalam agama islam. Semuanya disajikan secara ilmiah berdasarkan dalil-dalil yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Selamat mempelajari dan mempraktikkan.
Dapatkan segera dan sekarang juga buku Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya Edisi Terlengkap di Pusat Buku Sunnah.